Kisah misteri, Makhluk halus untuk penglaris rumah makan

Kisah misteri, Makhluk halus untuk penglaris rumah makan

Tulisan ini berdasarkan Pengalaman salah seorang umat Buddhis ketika sedang bersantap malam di salah 1 restoran Sea Food terkenal di kota S. *) Nara sumber tidak bersedia mengungkapkan jati dirinya dan tidak bersedia menyebutkan nama nama restaurant yang menurutnya " Ditumpangi" oleh mahluk halus. ( Dalam konteks ini :" saya " adalah nara sumber bukan penulis ) .

Tulisan di bawah ini sesuai dengan apa yang diceritakan tanpa di beri "embel2" atau di "per indah" dan di tulis apa adanya karena Dhamma adalah kebenaran. Prinsip saya Lebih baik menceritakan kebenaran meski tak enak didengar daripada menceritakan kebohongan meskipun indah atau enak di dengar.

Beginilah kisahnya .................... Saya mempunyai seorang Klien di S. Suatu ketika kebetulan saya berkunjung kesana . Klien saya ini pernah bercerita bahwa suaminya adalah penyembuh spiritual kristen ( spiritual healer) , sebelum jadi penyembuh sang suami mempelajari berbagai macam ilmu klenik, seperti bertapa dalam air (kungkum) selama beberapa hari, puasa putih, dll, sampai akhirnya menjadi insyaf dan menjadi pengikut nasrani. Saya tidak begitu antusias mendengarkannya dan hanya memperhatikan sekilas.

Lagipula saya merasa tidak tertarik dengan yang hal hal begituan (klenik, black magic, spiritual healing, dll) . Dan saat saya berkunjung kesana (kota S) , klien saya bermaksud mengundang saya bersantap malam di sebuah restoran sea food yang paling terkenal di kota tsb. Menurut beliau , restoran ini amat ramai, sehari pemasukannya sampai ratusan juta rupiah . Saya sempat menolak ketika mendengar bahwa sea food ( udang, ikan, dll) nya benar benar fresh (segar) / hidup hidup langsung dimasak.

Sebagai seorang Buddhis meski bukan vegetarian tetapi saya merasa "risi" dan tidak tega memakan binatang yang hidup hidup langsung dimasak. Tetapi beliau ini memaksa , dan berkata bahwa seafood di restoran itu amat enak dan terkenal. Begitu sampai di tempat tujuan (di daerah ber intial M) , tampak pada pintu masuk terpampang sebuah kereta kayu ( gerobak dorong) yang cukup besar . Saya mempunyai perasaan tidak nyaman dan dengan sengaja mengambil arah ke kanan (menghindar) . Beliau menyarankan agar saya memilih sendiri sea food yang akan dihidangkan. Saya menolak dengan halus dan menyarankan agar tidak memilih yang hidup. Selesai beliau memilih hidangan , kami berdua duduk di meja bulat agak besar ( kira kira cukup untuk 6 orang) .

Tempat duduk tersebut terletak agak dekat ke tengah ruangan . Saya lalu memperhatikan ke sekeliling , ruangan luas dan terdapat banyak meja serta kursi, dan ketika melihat kearah atas tampak patung kuda putih , kalau tidak salah berjumlah 3 ekor , tergantung di atas di tengah tengah atap . Kemudian tepat di tengah tengah ruangan tak begitu jauh dari tempat duduk kami, tampak ada tandu pengantin cina antik yang terbuat dari kayu. Saya berusaha untuk tidak melihat ke arah tandu karena merasa tidak nyaman. Dalam hati saya berpikir, kok tempat ini terasa angker dan membuat hati saya merasa tidak genah. Tak lama kemudian makanan dihidangkan. Terus terang, saya tidak merasa makanan itu enak.

Rasanya biasa saja, hambar dan sama sekali tidak istimewa. Sehingga saya merasa heran melihat betapa ramainya restauran sea food itu. Kira kira 20 - 30 menit kemudian suami klien saya muncul bersama ke 2 anak laki lakinya yang baru berangkat remaja. Setelah saya diperkenalkan kepada suami dan anak anaknya,.S ambil menunggu hidangan selanjutnya, kami mengobrol tentang hal hal umum (basa basi). Tampak suami klien saya memperhatikan saya dengan seksama, saya agak heran. Lalu dia bertanya : " Bu ....coba lihat ada apa di tandu sana. " karena saya kaget di "tembak" secara tiba tiba , secara spontan saya langsung melihat ke arah tanda. Sebelumnya firasat saya sudah merasakan ada sesuatu yang aneh disana tapi saya berusaha tak ambil peduli dan berusaha tak memperhatikan tandu itu. Tetapi karena kaget secara otomatis saya melihat dengan mata batin ( meski saya tidak memalingkan kepala --- tetap saja "mau tidak mau " tetap terlihat ). Reaksi "spontan" .

Dan tampak seorang wanita duduk didalam tandu sana. Dan pada saat itu juga semua bulu kuduk dan bulu roma saya berdiri, dan ke 2 tangan serta kaki saya dingin . Hati saya tergetar dan tiba tiba saya merasakan ada kesedihan amat mendalam disana ( pada wanita itu) . Suami klien saya terus mendesak dan bertanya : Apa yang ibu lihat ? Saya menjawab secara spontan tanpa bisa di "rem" , seorang wanita. Lalu ia bertanya lebih lanjut : "Tua atau muda" , saya jawab muda. Sudah nikah belum, hampir. Saya jawab hampir karena wanita itu mengenakan baju pengantin kuno, seperti jaman cina kuno dengan segala ornamen dan atributnya. Sebenarnya, saya melihat pada perut wanita itu ada bekas tusukan (berdarah). Rupanya , wanita itu dibunuh dalam perjalanan menuju ke tempat upacara pernikahan (pelaminan) .

Mungkin karena kemelekatannya pada tandu (mati penasaran) maka ia terperangkap disana selama entah berapa ratus atau mungkin ribuan tahun. Saya amat yakin bahwa wanita ini merasa amat menderita dan sebenarnya ingin dibebaskan dari sana. Tetapi saya tak mampu mengatakan apa apa atau berbuat apa apa selain berdoa dan mencoba menyalurkan jasa agar ia bisa bebas dari penderitaannya. Hanya saja pertanyaan pertanyaan itu membuat saya dongkol karena saya merasa " di paksa" melihat sesuatu yang tidak menyenangkan. Saya bertanya apa maksud bapak bertanya hal hal seperti ini kepada saya ? Menurut suami klien , ia bertanya karena wanita dalam tandu itu terus menerus melihat dan memperhatikan saya. Lalu ia melanjutkan dengan berkata :" coba lihat ke mata saya" .

Dalam hati saya pikir kurang ajar sekali, dan saya tahu maksud dan tujuan dia adalah berusaha menghipnotis saya . Dalam hati saya berkata : " Emangnya gua takut" ? , lalu dengan menantang saya langsung melihat ke bola mata nya. Tampak ke 2 bola mata bapak itu menjadi putih semua. Saya mengeraskan hati dan memperkuat keyakinan saya terhadap Sang Triratana . Dan saya merasa yakin tidak akan terpengaruh. Kemudian dia berhenti sambil tertawa dan berkata. Ibu...ini .... belajar ilmu dimana. Dan saya jawab dengan sejujurnya , tidak saya tak pernah belajar ilmu apa apa dan tidak berusaha untuk belajar apapun. Hanya saya pernah meditasi, itupun tidak rutin dan sebentar serta tanpa guru dan sudah lama tidak pernah meditasi lagi. Kemudian suami klien ini mengakui , memang patut diakui agama budha itu hebat, sebaiknya ibu rajin meditasi. Kemudian dia melanjutkan, bercerita mengenai restoran ini .

Menurut dia, restoran ini sengaja menaruh mahluk ( wanita di tandu) dan setan anak kecil ( pada kereta dorong di depan) supaya laris. Sambil mendengarkan, terasa oleh saya kalau sebenarnya masih ada mahluk mahluk halus lain yang berseliweran diantara para pengunjung. Dalam hati saya merenung, sebenarnya untuk apa pemilik restoran melakukan hal hal seperti itu. Ingin kaya ? Saya amat menyayangkan pendapat seperti itu . Menyedihkan sekali . Mereka tidak sadar akan akibat buruknya. Atau mereka secara "tidak sengaja" membeli barang antik yang sebenarnya ada "penghuni"nya. Tetapi mengapa barang barang itu di letakkan sedemikian rupa.

Apapun alasannya , setelah meninggal suka tidak suka si empunya restoran itu akan menjadi budak dari mahluk mahluk yang sekarang dijadikan sebagai penglarisnya. Bayangkan ! Sedangkan mahluk mahluk itu saja sudah amat menderita. Dan yang lebih menyedihkan lagi keluarga dari empunya restoran itu (karena turut menikmati hasil uang kotor hasil dari jasa mahluk tsb ) akan juga menerima akibat buruknya. Saya juga merasa kasihan kepada mahluk mahluk itu karena tak bisa bebas dari penderitaan . Kalau saya mengundang bhikkhu (sangha) yang pandai kesana, pastilah si pemilik akan marah besar. Jadi saya juga tidak bisa berbuat apa apa kecuali menyalurkan jasa kebaikan saya kepada mahluk mahluk itu. Semoga bermanfa'at bagi mereka. Saran saya sebaiknya jangan memakan makanan di restoran yang memakai mahluk sebagai penglaris karena makanan tsb sudah di persembahkan untuk mahluk mahluk itu terlebih dahulu.

Terkadang makanan itu sudah " di muntahkan" terlebih dahulu oleh mahluk yang bersliweran di sekitar pengunjung. Jadi yah bayangkan , apakah tidak " jijik " melihatnya ? . Janganlah meniru si empunya restauran itu (*menggunakan penglaris dengan cara tidak wajar) , hendaknya kita belajar menerima apa adanya. Harta duniawi bukanlah segala galanya. Nibbana adalah tujuan kita dan Nibbana sesungguhnya berkah tertinggi. Dan saya ingin menghimbau agar para umat buddhis jangan lupa membagi jasa kepada semua mahluk yang ada dialam semesta ini (pattidana) dengan membacakan paritta suci (aradhana/ ratanasutta/ karaniyamettasutta/buddhanussati/ dhamma/sanghanussati/ jayamangala. cullamangala/pattidana). Tidak perlu membakar kertas dan menyajikan buah buahan , lebih baik uangnya di danakan untuk ARIYA sangha atau sesuatu yang lebih berguna, misalnya utk anak hidrosefalus /sakit / yatim piatu .

Untuk membangun jembatan rusak, membantu penderita musibah / kecelakaan, dll. Note : Kisah diatas adalah pengalaman salah seorang umat yang memiliki "mata batin" (mata dewa / Dibbacakkhu ) semenjak lahir. Menurut umat tsb , banyak restauran di Jakarta ysng "DITUMPANGI" ( "salah 1 kuring yg terkenal, restauran di kota tua yg memang bekas jaman penjajahan dahulu ) yang ada "mahluk"nya. Ada yang memang di sengaja tetapi ada yg memang sudah semenjak dulu sdh di "huni" oleh mahluk tsb. Demikian juga dengan bbp toko emas di Jakarta / Tangerang. Biasanya resto atau toko tsb ada 1 hari libur dalam seminggu . Hari tsb digunakan khusus untuk mempersembahkan sesajen kpd mahluk yang menumpang tsb. Ada juga money changer di daerah KG Jakarta Utara yang meminjam jasa "Semar mesem" sebagai penglaris. Jadi bukan hanya resto yang bisa memakai "jasa" peta ini. Jadi berhati hatilah makan di restoran.

Bila merasa "tidak genah" spt bulu kuduk berdiri, ada bebau an aneh ( * tidak selalu harus bau, kadang wangi bunga) , tiba tiba angin kencang bertiup padahal tidak hujan. Sebaiknya jauhi tempat tempat seperti itu. Tulisan diatas bukan bertujuan untuk menakut nakuti tetapi lebih untuk meningkatkan kewaspadaan kita . Sekali lagi percaya atau tidak terserah anda. Dan mohon ma'af bila tidak berkenan dihati anda. SEMOGA BERMANFA'AT bagi anda . Paling tidak membuka wawasan kita bahwa setan itu ada. Dan tidak seperti "perkiraan orang pada umumnya" bahwa setan itu berada di neraka.

Tidak , pendapat itu tidak benar, meski tidak memiliki alam sendiri tapi setan tidak berada di neraka. . Setan itu berada di dunia ini dan bertempat tinggal di hutan , gunung, kuburan, rumah tua, terkadang rumah yang dihuni oleh manusia . Hanya saja mereka "kasat mata" sehingga kita tidak menyadari "keberadaan " mereka. Maka dari itu jangan buang hajat atau "kencing" sembarangan (mis, di pohon besar --- yang seringkali berpenghuni) . Bila merasa terganggu setan juga bisa membalas dendam . Dan ada beberapa jenis setan yang memiliki kesaktian (mahidhikka) sehingga bisa menyalin rupa, menampakkan diri, menakut nakuti orang, dll.

source http://tinyurl.com/h6utlpd

Kisah misteri pesugihan kain kafan

Inilah nasib manusia, hampir tak ada tempat yang tenang untuk berdiam di  muka bumi ini. Bahkan sesudah meninggal pun masih saja ada manusia yang  usil untuk mengganggunya. Mungkin pembaca masih ingat peristiwa  beberapa tahun yang lalu di desa Pelumutan, Purbalingga. Sumanto dengan berani dan nekat mengusik ketenangan mayat nenek Rinah dengan mencuri tubuhnya untuk dimakan. Lain lagi Parman, 40 tahun, (bukan nama sebenarnya), seorang nelayan warga desa Kawunganten, Cilacap.
Dia mengusik mayat seseroang dengan maksud hanya untuk mengambil kain kafan (mori) sebagai media pesugihan. Parman dengan tega mengabil satu-satunya barang si mayat yang dia bawa ke alam kuburnya, yaitu selembar kain mori/kafan.

Sifat nekatnya ini dikarenakan beban hidup yang menghimpit keluarganya. Dia megikuti jalan seperti yang pernah ditempuh oleh temannya yang sekarang menjadi kaya raya. Berkat kenekatan dan keberaniannya, mencuri kain kafan atau mori orang yang mati pada malam Jum’at Kliwon atau Selasa Kliwon, Parman berharap bisa memperoleh apa yang dia inginkan sehingga bisa menjadi kaya raya dan tidak lagi mengontrak rumah mungil di perkampungan nelayan. Ritual ini dianggapnya paling mudah dan sederhana. Karena jika dia berhasil mengambilnya, dia bisa meminta apa saja pada sosok mayat yang diambil morinya itu, sebagai tebusan. Seperti petunjuk Badrun (bukan nama sebenarnya)."Kenapa  harus orang yang mati pada hari Jumat atau Selasa Kliwon yang digunakan sebagai ritual pesugihan?" Tanya penulis saat itu. Menurutnya, ini sudah menjadi syarat ilmu kejawen dan ritual pesugihan kain mori yang dipercaya sejak dulu.
Berbulan-bulan Parman menunggu dan mengintai orang yang meninggal pada hari tersebut. Tak jarang dia menyelidiki, mencari informasi secara diam-diam hingga ke kampung sebelah. Kalau-kalau ada yang meninggal di hari yang dia harapkan agar bisa digunakan sebagai media ritualnya.Hingga akhirnya dia menemukan orang meninggal seperti yang diharapkan itu.

"Beruntung sekali aku waktu itu, yang meninggal adalah seorang anak kecil. Sehingga aku bisa dan berani mengambil kain kafannya. Jika saja yang meninggal orang sudah dewasa, mungkin aku tak sanggup untuk mengambilnya. Karena si mayat tidak akan mungkin rela selimutnya (kain penghangat tidurnya) saya ambil. Dia akan mempertahankan kain mori itu sehingga akupun harus berkelahi dengannya di liang kubur," cerita Parman mengawali kisahnya.Memang benar, taruhannya nyawa untuk memperoleh dan merebut kain mori yang sedang dipakai oleh si mayat. Diamping harus waspada terhadap orang lain agar tidak diketahui, juga harus mati-matian dalam proses pengambilannya. Ketika menggali kuburan,  tidak boleh menggunakan bantuan peralatan apapun. Jadi harus menggunakan kedua tangan. Hal inilah yang harus diperhatikan, agar ritual tidak sia-sia. Kemudian setelah membuka tali pengikat mori, kita harus secepatnya untuk menarik kain mori tersebut menggunakan gigi. Seberapa pun yang kita dapatkan itulah yang harus kita bawa pulang sebagai media pesugihan. Jadi kita tidak boleh mengambilnya berulang-ulang kali, cukup sekenanya saja. Beruntung jika kita bisa mendapatkan yang cukup lebar sehingga kita bisa semakin kaya.

Menurut Parman jika sang mayat sudah nampak (kelihatan), disinilah kita harus berhati-hati. Karena si mayat akan cepat menyerang kita dan memperthankan kain mori yang digunakan untuk selimut baginya. Percaya atau tidak, setiap orang yang haus akan harta, dan melakukan ritual ini, pasti dia akan berkelahi dengan jasad orang tersebut. Dimana jasad mayat itu mungkin saja telah disusupi oleh roh jahat, sehingga tenaga diapun begitu kuat"Aku benar-benar tak menyangka kalau mayat itu memiliki tenaga yang berlipat ganda.  Jauh lebih besar dari tenaga manusia pada umumnya. Walaupun yang aku ambil kain mori milik anak kecil, tapi tenaga dia seperti orang dewasa. Apalagi jika yang meninggal adalah orang dewasa, sudah pasti aku tak mampu untuk mengambilnya. Pantas saja banyak orang yang tak sanggup dan gagal melakukan ritual ini," tuturnya kepada penulis.

Jika dia kalah dalam bertarung melawan si mayat, dia kan babak belur bahkan tak jarang dia mengalami cacat tubuh akibat dipukuli oleh mayat dalam liang kubur. Parman saja mengalami luka memar dan biru-biru di sekujur tubuhnya. Oleh karena itu, tak jarang orang yang punya niat mengambil kaim mori milik mayat hanya mendapatkan luka babak belur, tanpa membawa hasil apapun"Yang jadi masalah, kita harus konsentrasi bagaimana  secepatnya bisa mengambil kain mori itu dan melepaskan diri dari dalam liang lahat. Jadi kita sama sekali tak bisa untuk melawannya," uangkapannya kemudian.Cerita Parman bisa dimaklumi, disamping menahan takut, dia juga harus menahan pukulan dari si mayat tersebut.

Hal ini berlangsung cukup lama, mengingat dalam penggalian serta cara mengambil mori itu hanya menggunakan tangan dan mulut. Karena menurut kepercayaan tak diperbolehkan menggunakan peralatan. Jika telah mendapat kain mori itu, keberhasilan hidup dimasa depan boleh dikatakan sudah di depan mata. Karena menurut Parman, kita bisa meminta apa saja nantinya pada si mayat yang telah kita ambil kain morinya itu. Bagaimana cara mengguankan kain mori yang telah diambilnya dari kuburan, sebagai sarana ritual pesugihan itu? Berikut cerita Parman membeberkan kepada penulis."Jika  kita sudah mendapatkan mori mayat, sesampainya di rumah langsung kita simpan saja sementara di dalam almari menunggu waktu yang tepat untuk memulainya. Tapi jangan sampai di cuci. Cara menggunakannnya cukup mudah, kain mori tersebut kita jadikan sumbu lampu (templok). Tepat pada jam duabelas, malam Jumat atau Selasa Kliwon. Dengan sedikit ritual dan mantra tertentu, lalu kita dulut (bakar). 
Setelah sumbu lampu itu menyala, asap dari sumbu mori itu akan membumbung. Dengan ketajaman si mayat, dia akan mencium di mana selimutnya berada. Sehingga bisa kita pastikan mayat pemilik kain mori tersebut akan muncul mendatangai rumah kita. Dia akan terus memutari rumah kita untuk meminta yang dia sebut selimutnya itu," papar Parman.Menurutnya pula, mayat itu akan merengek dan menangis meminta kepada kita. Nah, disaat inilah Parman akan mempermainkan dan memperdayainya untuk kepentingannya, yaitu dengan meminta segala sesuatu yang diinginkannya. Walaupun menurutnya pula, dia selalu merasa berdosa dan tak tega mendengar suara ratapannya itu.

"Waktu pertama saya mencobanya, saya merinding, bahkan ikut menangis. Tapi demi urusan perut dan masa depan keluargaku, ritual tersebut terpaksa aku teruskan. "Menurut Parman, saat dia menyobek kain mori untuk dijadikannya sumbu, ada perasaan lain yang dia rasakan. Perasaa itu semakin santer saat sumbu kain mori mulai disulut di dalam kamarnya. Lalu menyala dan mengeluarkan asap mengepul, memenuhi ruangan. Tiba-tiba dari arah jendela kamar, ada suara ketukan yang dibarengi dengan sebuah tangisan yang menyayat, serta permintaan tolong dari anak kecil."Tolong  Pak;.., kembalikan selimutku! Aku kedinginan. Kembalikan selimut satu-satunya miliku yang kamu ambil itu pak. 
Aku membutuhkannya jangan  kau ambil miliku itu Pak! Berikan. Aku membutuhkannya" suara anak kecil yang berada di luar jendela itu. Parman tahu persis, kalau itu adalah suara sosok mayat yang diambil kain morinya itu. Dia terus memohon sambil menangis."Selimutmu akan aku kembalikan padamu, tapi nanti jika aku sudah memiliki rumah sendiri yang bagus. Makanya kamu bantu aku agar aku memiliki rumah bagus sehingga selimutmu segera aku kembalikan." Janji Parman kepada sosok di luar.
Tak lama suara itu hilang, entah kemana dan Parman langsung mematikan lampu templok tersebut. Aneh tapi benar adanya. Tak begitu lama, Parman mendapatkan ikan saat melaut yang tak masuk akal dalam sepanjang sejarah dia menjadi nelayan. Dia mendapatkan tangkapan yang luar biasa banyaknya. Hal ini berlangsung hampir tiga bulan lamanya. Sehingga pada akhir bulan ketiga, dia benar-benar bisa memiliki rumah sendiri yang bagus. Parman tak mau berhenti hanya di situ. Malam Jum’at Kliwon
berikutnya, kembali dia menyulut sumbu kain mori itu lagi. Sehingga kejadian seperti dulupun terulang lagi"Tolong Pak selimutku kembalikan, aku benar-benar. Aku tak tahan lagi aku tak kuat pak, bantu aku kembalikan selimut itu padaku," rengeknya lagi. Parmanpun kembali menjanjikannya lagi.

"Kalau kamu ingin aku bantu, kamu juga harus membantuku. Aku menginginkan motor baru, jika kamu bisa membantu, nanti selimutmu akan aku kembalikan," jawabnya lagi. Kembali suara itu hilang seperti terbawa angin malam Jumat Kliwon saat itu. Benar-benar luar biasa, entah uang dari mana tapi yang jelas rezeki Parman terus mengalir, sehingga dia benar-benar bisa membeli sebuah sepeda motor baru.Kini Parman semakin percaya akan keampuhan sumbu kain kafan seperti yang diceritakan Badrun. Pantas Badrun semakin kaya saja. Rupanya jika menginginkan sesuatu dia tinggal menyulut sumbu mori. Lalu empunya akan datang untuk memberinya apa yang dia inginkan, pikir Parman dalam hati. Kehidupan Parman benar-benar berubah drastis. Dia menjadi seorang yang kaya dan terpandang di kampungnya. Parman tak berpikir lagi tentang penderitaan mayat yang dicuri kain kafannya.
Termasuk keluarga si mayat yang masih hidup yang tak rela kuburan anaknya di bongkar dan di rusak.Parman malah semakin serakah dengan tipu muslihatnya memperdaya sukma orang yang mati. Roh yang seharusnya telah tenang di alam sana, masih dia usik kedamaiannya.

Bahkan dimintai seabreg urusan duniawi yang ujung-ujungnya hanyalah tipu muslihat Parmana. Selama sumbu kain mori mayat itu masih ada, Parman masih terus bisa memperdaya makhluk halus itu. Dia sendiri tak tahu kapan sumbu itu akan habis sebagai sarana pesugihannya. Bahkan mungkin untuk kesekian puluh kalinya dia menginginkan sesuatu yang benar-benar dramatis. Dia berjanji kepada arwah anak kecil itu, untuk yang terakhir kalinya, kalau dia akan mengembalikan selimutnya jika dirinya telah memiliki sebuah kapal penangkap ikan sendiri, tidak menyewa kepada Bandar ikan lagi.

"Ingat pak, ini adalah janjimu yang terakhir kalinya. Aku juga sudah lelah dijanjikan terus menerus. Aku hanya ingin kamu menepati janji itu." Ucap sosok bocah dari alam gaib itu sembari pergi.Aneh bin ajaib, selang beberapa bulan, Parman pun bisa memiliki kapal penangkap ikan sendiri. Hasil lelang dari Bandar kaya di daerahnya. Kini tempat pelelangan ikan, benar-benar seperti telah dikuasainya. Tapi sayang, sifat serakah orang tak pernah hilang dari hatinya. Parman masih menginginkan beberapa bidang tambak di pinggiran teluk.
Malam Jumat Kliwon kurang tiga hari lagi. Niat hati ingin membakar sumbu pesugihan itu, tapi sayang kapal ikannya justru tenggelam akibat badai dan ombak yang ganas dan tak bisa terselamatkan lagi. Tak hanya itu, rumah Parman beserta perabotannya terbakar habis saat kompor gas yang sedang dipakai memaksa istrinya meledak. Parman benar-benar kecewa, bahkan stress. Kini dia kembali lagi menjadi orang miskin yang hidup menumpang pada orang lain. Dia juga kembali menjadi nelayan buruh pada seseorang"Percayalah Mas, tak pernah ada untungnya kita mendzalimi orang lain, apalagi orang yang sudah mati.

Biarkan mereka tenang dan damai di sisi-Nya. Jangan sekali-kali pengalamanku ini dicontoh orang lagi. Ini hanya untuk mengambil hikmahnya saja bahwa segala sesuatu akan kembali kepada asalnya. Dan semua sudah ditakdirkan serta digariskan oleh-Nya," tutur Parman yang
kini benar-benar telah insaf. Dia merasa selalu dihantui oleh mayat yang dicuri kain kafannya itu.

Cerita Mistis di rumah Sakit

Kisah nyata ini dialami olah seorang pemuda yang tinggal di sekitar daerah jakarta. untuk privasi narasumber maka saya menggunakan nama samaran sebagai tokoh dalam cerita serem kali ini. Sebut saja namanya FUAD, cowok berperawakan tinggi kira-kira 170 cm dengan sawo matang warna kulitnya.

Suatu malam tepatnya pukul 01.23 dini hari waltu jakarta, ketika itu cuaca jakarta teramat dingin karena 2 jam sebelumnya diguyur hujan deras disertai kilat yang menyambar-nyambar langit. Di rumah sakit aku sedang menjaga ibu ku yang sedang dirawat tepatnya dilantai 6 gedung baru dari rumah sakit itu.

Tiba-tiba perawat yang mengurusi ibu aku menyuruh sanak keluarga tuk menebus darah di PMI rumah sakit tersebut, maka aku yang kebetulan berjaga saat itu harus turun ke lantai bawah untuk menebus darah yang akan di transfusikan untuk ibu ku.

“Permisi mas,benar anda sanak keluarga dari ibu Indah? tanya perawat itu. “iya benar sus, ada apa ya?” jawab aku dengan keadaan setengan mengantuk karena saat itu sudah tengah malam. “begini, karena keadaan darah ibu anda belum stabil, maka sekarang harus ditransfusikan darah agar besok pagi keadaannya cukup stabil untuk kami lakukan ligasi (operasi bagian lambung)" kata suster. “terus bagaimana sus? malam hari ini juga saya harus mengambil darahnya?” tanya aku. “iya mas!” jawab perawat itu memaksa.

“ Yaudah deh sus! mana surat pengantar untuk darahnya?” pinta aku. tunggu sebentar” jawabnya. Lalu prawat itu datang lagi sambil membawa surat pengantarnya. “ini mas! langsung aja ya ke PMI rumah skit ini dekat ruang instalasi kamar jenazah ya” beritahu perawat itu. “Oke deh,,maksih ya sus” jawab aku sambil meninggalkan ibu ku yang sedang tidur pulas dan perawat itu. Dalam hati kecilpun bertanya tak karuan ”wah,,malam-malm gini gue disuruh ngambil darah lagi! mana dilantai bawah deket kamar mayat lagi..hihh!”

Tapak demi tapak diiringi perasaan aneh disertai rasa dingin yang mnesuk kulit ari ku karena sehabis hujan. Aku berjaln berharap ada orang yang mengalami nasib seperti ku yaitu mengambil darah ke PMI dilantai bawah syukur saja, ketika aku masuk kedalam lift aku sudah mendapati seorang lelaki tua yang sudah lebih dahulu berada di lift berpakaian putih polos berpadu celana bahan berwarna hitam. Agak aneh rasanya saat aku melihat kakinya yang tak mengenakan sandal. Tuk menghangatkan suasana aku pun mengajaknya berbicara “mau kelantai bawah juga pa?” tak ada kata yang terucap dari bapa itu hanya bahasa isyarat yang dia lakukan dengan menggerakan kepalanya,(mengangguk ) “oh,,sama dong pa’? akupun melanjutkan pembicaraan walau tak mendapat respon dari bapa tersebut. 
Lampu lift menunjukan warna merah pada angka satu. yang berarti aku sudah sampai dilantai satu akupun melanjutkan obrolan kepada si bapa itu sambil melangkahkan kaki keluar lift ”ga keluar pa?” tanya aku sambil tersenyum kali ini si bapa memberi respon dengan menjawab pertanyaan aku disertai denagn informasi yang sangat aneh ”bapa ga keluar mas, bapa mau ke basemen dulu mas untuk bertemu keluarga bapa yang sudah menunggu dibawah” jawab si bapak dengan lesu terlihat pucat pasi wajahnya matanya begitu kosong memandang kedepan “ohh..”sambut aku dengan kalimat mengerti “satu lagi nak, hati-hati ya!” sambut bapa itu ”kenapa pa?“ jawab aku "dirumah sakit ini suka ada setan keder yang bikin pejalan kaki dirumah sakit ini dibuat keder pusing tujuh keliling ga sampai ke tempat tujuan apa lagi dimalam yang dingin seperti ini!” “oh, iya pa makasih saya duluan ya pa!” jawab aku sambil meninggalkan si bapa dengan keadaan hati yang makin heran ”ah, jadi ngeri gue bodo amat ah” gerutu aku dalam hati. 
Tapak demi tapak aku jalan melewati koridor rumah sakit yang sepi nan angker konon katanya, mataku fokus mencari plang yang bertuliskan PMI rumah sakit. terus berjalan tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul 01.47 dini hari.
Berjaln tanpa arah yang pasti tuk mencari ruang PMI di rumah sakit yang asing dari kehidupan aku. Hati tambah karuan tak beraturan ketika tiupan angin mengusik kulit ditubuhku,, ditambah bulu roman ku pun berdiri tegak laksana jeruji besi, ku yakinkan hati dengan selalu ber-dzikir(doa) mengisi kekosongan waktu dihati kecilku.

Berjaln terus berjaln, tak terasa kulihat plang ruang melati yang kiranya sudah 3x aku lewati tempat yang sama “kenapa gue jalan disini-sini aja ya, kga ketemu-ketemu tuh ruangan mana kga ada orang lagi” hati bertanya dan menggrutu tak terkontrol memikirkan hal-hal mistis yang terjadi pada aku” betanya lagi hati ini ”apa bener ney gue dikerjain setan keder yang tadi bapa itu ceritain bapa tadi yah?" bertanya lagi hati ini akupun melepas kelelahan dengan duduk dibangku yang berada tak jauh dari aku hati yang tak terkontrol mimikirkan hal-hal mistis itu akupun terbuai dengan kosongnya hati dan pikiran ketika itu aku tak sengaja aku melihat sekelebat bayangan putih yang kiranya sejak tadi mengintipi aku. "astaghfirullahal’adzim” beristighfar aku melihat makhluk itu bayangan putih itu pun terbang keatas atap rumah sakit yang tak sekelebatpun kulihat bekas tanda2 terbangnya.

Lalu akupun melanjutkan perjalannan aku tuk balik arah tuk kembali menaiki lift tuk menemui perawat itu dan mengabarkan bahwa aku tak menemukan PMI yang dicari tak sengaja aku berjaln lalu aku melihat plang yang aku cari sedari tadi yaitu PMI rumah sakit tersebut ucap syukur terucap dari bibirku sepertinya mataku ada yang menghalani untuk melihat tulisan PMI.

Aku pun menuju tempat itu untuk menebus darah yang harus aku ambil disertai surat pengantar dari perawat yang merawat ibu aku.
Telah kuserahkan surat itu pada petugas, lalu dia menyuruh aku tuk duduk sebentar tuk menunggu darah yang sedang disiapkan kira-kira 5 menit aku duduk sendiri sambil mengamati jalan mana yang akan aku ambil tuk kembali ke lantai tujuan aku. tak lama dari itu petugas itupun memanggil aku sudah selesailah serah terima aku dengan petugas dalam pengambilan darah itu.

Tanpa basa-basi aku langsung berniat mencari jalan tuk kembali ketujuan awal ku yaitu lantai 6 tmpat ibu aku dirawat. Sekitar 2 menit berjalan aku mengalami hal serupa dengan kejadian aku ketika berangkat mencari jalan tuk keruang PMI aku pusing tujuh keliling (keder) hanya bait-bait doa menemani perjalanan ku kali ini ketika aku berjalan kira-kira 29 meter dari PMI itu aku bertemu dengan seorang petugas rumah sakit yang sedang mendorong keranda lalu akupun berinisiatif tuk berjalan beriringan tuk menemani perjalan ku sehingga aku kemungkinan tidak tersesat. seperti biasanya aku pun melepas pertanyaan tuk mengakrabkan suasana ”maw kemana pa?” “mau ke IKJ mas” jawabnya singkat.

”ohh” sok mengerti aku agar tidak dibilang jadul walau tanpa tau arti dari IKJ itu sendiri
“darimana mas?” tanya balik petugas itu “ambil darah pa dari PMI” jawab ku “owh mau balik ke lantai atas ya,,?” tanya lagi petugas itu “iya pa!” jawab ku. Aku terasa kuberjalan mataku pun terfokus pada plang yang kulihat kira-kra hnya berjarak 20 meter dari aku. plang itu bertuliskan (IKJ) Instalasi Kamar Jenazah “asstagfirullah” beristighfar(memohon Ampun kepada tuhan) karena kaget tak terkira karena yang dimaksud IKJ oleh petugas itu ternyata KAMAR MAYAT akupun terkejut diiringi dengan keringat dingin yang bercucuran deras dari pori-pori kulitku.
“Mau kemana mas? “ basa-basi sekali lagi aku “ini saya mau ngambil mayat di IKJ ni” tanya petugas itu diiringi penjelasan tugasnya sebagai pengantar kereta mayat. “bapa mau mengambil mayat? balik tanya aku ”iya mas!” begitulah pekerjaannya.

“Pa,saya dari tadi mau balik ke lantai 6 tapi saya dari tadi Cuma bolak-balik aja! kayanya ada yang bikin saya keder jadi saya ga bisa pulang! gmn klo saya bareng aja sama bapa atau sudi kiranya bapak mengantar saya ke loby rumah sakit ini!” pinta aku pada petugas itu karena merasa ada yang tak beres “wah mas saya juga buru-buru mau ngambil mayat ini karena sudah ditunggu pihak keluarganya di basemant rumah skit ini” jelas petugas itu. “yaudah deh saya tungguin bapa aja biar saya bisa bareng kedepannya! soalnya saya udah cape dari tadi bolak-balik ditambah saya takut jalan sendirian pa!” mohon aku padanya. “ya sudah tunggu sebentar ya, saya ambil mayat dulu abis itu kita keluar bareng-bareng” jelasnya. Kira-kira 7-10 menit bapak itu sudah keluar dari kamar jenazah bersama mayat yang sudah terbaring dikereta mayat yang didorongnya.
“Udah pa?” tanya aku “udah mas, ayo kita keluar!” ajak petugas itu. Kami pun berjalan beriringan kembali. “Oh iya mayatnya laki-laki atau perempuan pa?” tanya aku “laki-laki mas”

Ketika saya sampai baseman keluarganya sudah menunggu disana. “ini Bener pa?” salah satu keluarga bertanya kepada petugas rumah sakit, ketika salah satu dari mereka membuka kain yang menyelimuti sang jenazah aku tak sengaja melihat garis wajah sang jenazah “haaaaaaaaaaa!” kaget bukan kepalang ketika aku melihat si jenazah ternyata adalah bapak-bapak tua yang pada beberapa jam yang lalu aka satu lift dengannya.