Pesugihan Monyet warung nasi

Waktu itu saudara saya, sebut saja Mas Hasan (bukan nama sebenarnya) punya rumah di daerah bogor, tapi karena kerjanya di jakarta dia pulang ke rumah seminggu sekali, sekedar mengetahui keadaan rumah dan sekalian bersih-bersih. Dan lagi anak istrinya tinggal di jakarta(rumah ibunya) 

Saya lupa agak lupa tanggal berapa yang pasti sekitar tahun lalu Mas Hasan  dan anaknya yang pertama Andi (bukan nama sebenarnya) pulang ke rumahya di bogor, dan pulangnya malam hari, karena perutnya juga sudah keronconagn dan Andi juga sudah teriak laper mampirlah Mas Hasan  di sebuah warung nasi uduk. 

Dengan kondisi laper makanlah Mas Hasan dan Andi, tanpa terasa Mas Hasan sudah menghabiskan 3 piring nasi uduk dan rasa ingin nambah masih saja ada, sedangkan si Andi pun sama, teriak minta tambah lagi sampai 5 piring. Menurut Mas Hasan sih warung itu biasa saja, tidak begitu bagus tetapi anehnya pembelinya banyak sekali sampai ngantri hingga jalan raya.

Akhirnya Mas Hasan dan Andi pulang dengan perasaan masih lapar, entah kenapa semenjak ke warung nasi uduk itu, si Andi  selalu minta di belikan nasi uduk dan tidak mau nasi uduk di tempat lain, maunya di warung itu saja.

Berminggu-minggu hingga bulan tidak tahu apa enaknya, tapi herannya ada saja yang beli, dan selalu ramai pembli. Tapi ada juga yang dibawa pulang (di bungkus dan dimakan dirumah), anehnya kalau makan di rumah nasinya tidak enak.

Hingga suatu ketika hal ini terdengar ke guru mengaji Mas Hasan.

Beberapa kali saya mau di ajak oleh Mas Hasan ke warung itu,  tetapi entah kenapa saya selalu menolaknya, mungkin karena saya sendiri kurang suka santan.  Andi  semakin berubah, setiap makan di rumah seperti orang yang rakus akan makanan, sampai-sampai nasi 1 magicjar di lahapnya.  Hingga suatu hari  guru ngajinya menegur: "apakah kamu pernah makan  di sebuah rumah makan?"  Mas Hasan, menjawab "Tidak" sambil terus berpikir. Dia sendiri tidak menyadari kalau dia pernah makan nasi uduk di sebuah warung.

Akhirnya waktu pada suatu malam, saat Mas Hasan mengaji, sang guru yang merasakan keanehan pada perilaku makan Andi, mencoba menerawang tanpa memberi tahu Mas hasan. Setelah selesai pengajian barulah Sang guru memberi tahu bahwa ada sesuatu yang tidak kasat mata yang selalu mengikuti Andi, dan dari situlah diketahui bahwa warung nasi yang pernah didatangi Mas Hasan menggunakan mahkluk gaib siluman monyet, di mana setiap orang yang berkunjung  memakan nasi uduk itu pasti lahap dan rakus sehingga tidak merasa kenyang biar pun sudah makan 10 piring.

Tetapi Mas Hasan masih tidak  percaya, malam itu juga Mas Hasan di buka mata batinnya oleh sang Guru ngaji, dan di ajak pergi ke warung tersebut.  Sesampainya di sana alangkah terkejutnya Mas Hasan, dia melihat dengan mata kepala sendiri, penampakan di dalam warung tersebut ada puluhan monyet, dengan mata yang menyala merah dan taring yang runcing, sedang  bergelayutan di punggung setiap pembeli yang makan nasi. Dan nasi yang di sajikan pun bukan nasi asli yang sebelumnya dia lihat tetapi  nasi basi yang kering dan sudah berjamur serta kutu-kutu  kecil yang bertebaran.

Sesampainya di rumah si Andi di beri segelas air putih oleh guru Ngaji, dan Alhamdulillah, makannya sudah kembali normal, tidak lagi rakus.

Sampai kisah ini di tulis, mas Hasan jadi enggan makan nasi uduk, entah trauma atau memang karena merasa takut kalau-kalau mengalami hal yang sama.

Semoga kisah ini dapat mengingatkan kita, agar lebih berhati-hati saat makan diluar rumah.
Waktu itu saudara saya, sebut saja Mas Hasan (bukan nama sebenarnya) punya rumah di daerah bogor, tapi karena kerjanya di jakarta dia pulang ke rumah seminggu sekali, sekedar mengetahui keadaan rumah dan sekalian bersih-bersih. Dan lagi anak istrinya tinggal di jakarta(rumah ibunya) Saya lupa agak lupa tanggal berapa yang pasti sekitar tahun lalu Mas Hasan dan anaknya yang pertama Andi (bukan nama sebenarnya) pulang ke rumahya di bogor, dan pulangnya malam hari, karena perutnya juga sudah keronconagn dan Andi juga sudah teriak laper mampirlah Mas Hasan di sebuah warung nasi uduk. Dengan kondisi laper makanlah Mas Hasan dan Andi, tanpa terasa Mas Hasan sudah menghabiskan 3 piring nasi uduk dan rasa ingin nambah masih saja ada, sedangkan si Andi pun sama, teriak minta tambah lagi sampai 5 piring. Menurut Mas Hasan sih warung itu biasa saja, tidak begitu bagus tetapi anehnya pembelinya banyak sekali sampai ngantri hingga jalan raya.www.infometafisik.com Akhirnya Mas Hasan dan Andi pulang dengan perasaan masih lapar, entah kenapa semenjak ke warung nasi uduk itu, si Andi selalu minta di belikan nasi uduk dan tidak mau nasi uduk di tempat lain, maunya di warung itu saja. Berminggu-minggu hingga bulan tidak tahu apa enaknya, tapi herannya ada saja yang beli, dan selalu ramai pembli. Tapi ada juga yang dibawa pulang (di bungkus dan dimakan dirumah), anehnya kalau makan di rumah nasinya tidak enak. Hingga suatu ketika hal ini terdengar ke guru mengaji Mas Hasan. Beberapa kali saya mau di ajak oleh Mas Hasan ke warung itu, tetapi entah kenapa saya selalu menolaknya, mungkin karena saya sendiri kurang suka santan. Andi semakin berubah, setiap makan di rumah seperti orang yang rakus akan makanan, sampai-sampai nasi 1 magicjar di lahapnya. Hingga suatu hari guru ngajinya menegur: "apakah kamu pernah makan di sebuah rumah makan?" Mas Hasan, menjawab "Tidak" sambil terus berpikir. Dia sendiri tidak menyadari kalau dia pernah makan nasi uduk di sebuah warung. Akhirnya waktu pada suatu malam, saat Mas Hasan mengaji, sang guru yang merasakan keanehan pada perilaku makan Andi, mencoba menerawang tanpa memberi tahu Mas hasan. Setelah selesai pengajian barulah Sang guru memberi tahu bahwa ada sesuatu yang tidak kasat mata yang selalu mengikuti Andi, dan dari situlah diketahui bahwa warung nasi yang pernah didatangi Mas Hasan menggunakan mahkluk gaib siluman monyet, di mana setiap orang yang berkunjung memakan nasi uduk itu pasti lahap dan rakus sehingga tidak merasa kenyang biar pun sudah makan 10 piring.www.infometafisik.com Tetapi Mas Hasan masih tidak percaya, malam itu juga Mas Hasan di buka mata batinnya oleh sang Guru ngaji, dan di ajak pergi ke warung tersebut. Sesampainya di sana alangkah terkejutnya Mas Hasan, dia melihat dengan mata kepala sendiri, penampakan di dalam warung tersebut ada puluhan monyet, dengan mata yang menyala merah dan taring yang runcing, sedang bergelayutan di punggung setiap pembeli yang makan nasi. Dan nasi yang di sajikan pun bukan nasi asli yang sebelumnya dia lihat tetapi nasi basi yang kering dan sudah berjamur serta kutu-kutu kecil yang bertebaran. Sesampainya di rumah si Andi di beri segelas air putih oleh guru Ngaji, dan Alhamdulillah, makannya sudah kembali normal, tidak lagi rakus. Sampai kisah ini di tulis, mas Hasan jadi enggan makan nasi uduk, entah trauma atau memang karena merasa takut kalau-kalau mengalami hal yang sama. Semoga kisah ini dapat mengingatkan kita, agar lebih berhati-hati saat makan diluar rumah.

Source: http://www.infometafisik.com/2013/12/kisah-mistis-pesugihan-kera-warung-nasi.html
Disalin dari WWW.INFOMETAFISIK.COM | konten ini memiliki hak cipta.

1 komentar:

  1. Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
    Bonus Deposit Member Baru 100.000
    Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
    Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
    Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
    Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
    Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis

    ERTIGA POKER
    ERTIGA
    POKER ONLINE INDONESIA
    POKER ONLINE TERPERCAYA
    BANDAR POKER
    BANDAR POKER ONLINE
    BANDAR POKER TERBESAR
    SITUS POKER ONLINE
    POKER ONLINE


    ceritahiburandewasa

    MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
    KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
    CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT

    BalasHapus